SOE, MATAINDONESIA – Anggota DPR RI Fraksi PDI Perjuangan Yohanis Fransiskus Lema, S.IP, M.Si menyerahkan 20 alat mesin pertanian (alsintan) pra panen dan pasca panen kepada 20 kelompok tani dari Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) di halaman Kantor Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan, Kota Soe, Selasa (10/8/2022).
Alsintan berupa 5 Unit Traktor Roda Dua, 5 Unit Cultivator, dan 10 Unit Hand Sprayer tersebut merupakan hasil perjuangan politisi PDI Perjuangan yang akrab dipanggil Ansy Lema tersebut.
Bantuan alsintan langsung diserahkan Ansy Lema kepada perwakilan kelompok tani disaksikan oleh perwakilan Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan Kabupaten TTS.
“Bantuan ini adalah bentuk kepedulian saya kepada petani di Kabupaten TTS. Kabupaten TTS memilki potensi besar dalam bidang pertanian yang butuh dukungan alsintan. Saya berharap, dukungan alsintan dapat memudahkan kerja para petani agar tercapai peningkatan produktivitas pangan,” ujar Ansy di Soe setelah penyerahan alsintan.
Bantuan 20 alsintan kepada petani TTS adalah hasil kerja sama Ansy bersama mitra-kerja Komisi IV, dalam hal ini Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian dan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian (Kementan) tahun 2022.
Peduli Pertanian di TTS
Ansy mengaku sejak dilantik menjadi anggota DPR, ia telah memberikan perhatian besar kepada para petani di pedalaman Timor, termasuk di TTS.
Dengan luas lahan pertanian sebesar 336.252 hektar, TTS merupakan salah satu kabupaten dengan luas lahan pertanian terbesar di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Namun, ketika reses ia sering mendengar keluhan masyarakat mengenai kendala pengolahan lahan karena keterbatasan alsintan.
“Tidak mungkin mengolah lahan kering berbatu di Timor hanya menggunakan tenaga manual. Akibatnya petani tidak mampu mengolah lahan yang luas. Produktivitas pertanian tidak meningkat, bahkan menurun. Karena itu, sejak berada di DPR, saya berjuang keras mendatangkan alsintan untuk membantu petani di TTS agar mengolah lahan hingga memanen tanaman mereka,” lanjutnya.
Tiga tahun berkarya di DPR, Ansy Lema telah menyerahkan ratusan alsintan berbagai jenis kepada petani TTS. Dukungan alsintan, jelas Ansy, dapat menekan ongkos produksi, mengefektifkan waktu yang digunakan, menghemat tenaga, serta memastikan masa tanam tepat pada waktunya.
“Kita berharap, transformasi teknologi melalui pemanfaatan alsintan bagi para petani TTS dapat berjalan lebih efektif, hemat waktu, serta lebih ramah lingkungan. Dalam waktu singkat, petani di TTS dapat meningkatkan kesejahteraannya,” bebernya.
Ansy meminta kelompok tani penerima bantuan memelihara dengan baik alsintan yang dimiliki. Alsintan dititipkan oleh negara untuk dijaga dan dirawat agar tahan lama. Perawatan yang baik membuat tidak mudah rusak.
“Saya minta poktan penerima bantuan harus memanfaatkan alsintan yang dibagikan dengan penuh tanggung jawab. Jaga, rawat dan gunakan alsintan sebaik-baiknya. Jangan sampai alsintan hanya jadi barang pajangan. Ketika ada tanda-tanda kerusakan maka poktan harus segera memperbaikinya,” ujar anggota Komisi IV dari Daerah Pemilihan NTT II ini.
Kunjung Cagar Alam Mutis
Sebelum menyerahkan alsintan, pada Senin (17/10/2022) kemarin, Ansy mengunjungi Cagar Alam Mutis (CA Mutis) di Desa Fatumnasi, Kecamatan Fatumnasi, Kabupaten Timor Tengah Selatan.
Kunjungan tersebut bernilai historis karena sejak berada di Komisi IV DPR RI, ia telah berhasil memperjuangkan aspirasi masyarakat adat Atoni Pah Meto (Suku Dawan) dan masyarakat sipil agar CA Mutis tidak diturunkan statusnya menjadi Taman Nasional atau Taman Wisata Alam.
“Dua kali rencana penurunan status dari cagar alam menjadi taman wisata, bersama-sama kami gagalkan,” tambahnya.
Ansy menjelaskan, CA Mutis adalah lambang kesuburan dan kesegaran di tengah wilayah Timor yang memiliki tingkat kekeringan ekstrem. Para petani, peternak dan pembudidaya ikan air tawar daerah Timor sangat bergantung dari suplai air CA Mutis. Maka, CA Mutis harus dijaga, dilestarikan dan dipertahankan keasliannya.
“Jangan pernah ada niat mengutak-atik atas alasan investasi pertambangan atau pariwisata hingga merusak kelestarian lingkungan hidup di sana. Masyarakat sekitar kawasan juga perlu mendapat edukasi ekologis untuk tidak melakukan penebangan liar, pencurian vegetasi alam, ataupun merambah kawasan CA Mutis” tegas Ansy.
Ansy berharap, pemerintah baik pusat maupun daerah harus meningkatkan pemberdayaan masyarakat adat sekitar Cagar Alam dengan memaksimalkan potensi pertanian dan perkebunan hutan di sekitarnya. Konservasi dan kesejahteraan harus berjalan serentak. Masyarakat dilibatkan dalam kemitraan konservasi sambil meningkatkan kesejahteraan mereka.***