ATAMBUA,MATAINDONESIA – Anggota DPR RI Fraksi PDI Perjuangan Yohanis Fransiskus Lema S.IP, M.Si terus menunjukkan komitmennya untuk mendukung kemajuan pertanian di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Kali ini, wakil rakyat yang akrab dipanggil Ansy Lema sukses memperjuangkan alat mesin pertanian (alsintan) yang diperuntukkan kepada para petani di Kabupaten Belu, salah satu wilayah perbatasan RI-Timor Leste.
Alsintan jenis prapanen yang telah tiba di Kabupaten Belu tersebut diserahterimakan kepada para kelompok tani penerima di halaman Kantor Dinas Pertanian, Kota Atambua, Senin (15/8/2022).
“Bantuan ini merupakan wujud dukungan konkret kepada para petani di Belu yang berada di wilayah perbatasan agar meningkatkan produktivitas pertanian mereka,” ujar Ansy Lema di Jakarta.
Perjuangkan Aspirasi Rakyat di Senayan
Jenis alsintan prapanen yang berhasil diperjuangkan Ansy Lema, yakni 2 Unit Traktor Roda Empat, 5 Unit Traktor Roda Dua dan 5 Unit Handsprayer. Penyerahan Traktor Roda Empat dilakukan oleh Plt. Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Belu Gela Ray Lade, S.Pt mewakili Ansy Lema yang hadir secara virtual kepada perwakilan dua kelompok penerima, yakni Romo Leo Asuk, Pr dari SMA Seminari Lalian dan Para Suster dari Komunitas SSpS Halilulik.
Ansy menjelaskan, bantuan alat mesin pertanian Traktor Roda Empat bermula dari aspirasi keluarga besar SMA Seminari Lalian dan Komunitas Suster-Suster SSpS Halilulik. Traktor Roda Empat sangat dibutuhkan untuk mengolah lahan perkebunan yang sangat luas, dan membantu para petani yang berada di sekitar komunitas biara tersebut.
“Aspirasi dari SMA Seminari Lalian dan Komunitas Suster SSpS saya catat dan perjuangkan dalam rapat bersama Direktorat Jenderal Sarana dan Prasarana Kementerian Pertanian (Ditjen PSP Kementan) di Senayan. Syukurlah, perjuangan saya disetujui Ditjen PSP yang berujung adanya bantuan dua unit traktor roda empat ini,” ujar Ansy.
Sejak terpilih menjadi anggota DPR Ansy telah sukses memperjuangkan ribuan alsintan pra dan pasca panen bagi petani di NTT. Berbagai bantuan alsintan tersebut bertujuan mendukung pembangunan pertanian di NTT. Saat ini, teknologisasi pertanian modern berkelanjutan mendorong penggunaan alsintan untuk memudahkan kerja serta menghemat waktu dan tenaga para petani NTT. Itulah alasan Ansy setuju mendorong-memperjuangkan penggunaan alsintan pra maupun pasca panen.
“Saat ini, mekanisasi pertanian melalui alsintan tidak hanya digunakan pada lapangan/lahan pertanian (on-farm) tetapi juga pada kegiatan pasca panen pengolahan. Para petani perlu dibantu alsintan agar meningkatkan produktivitas pangan,” kata Ansy.
Kado HUT ke-77 Kemerdekaan RI
Ansy menegaskan, bantuan alsintan prapanen tersebut sekaligus menjadi kado HUT ke-77 Kemerdekaan RI bagi para petani di Kabupaten Belu. Ia berharap momentum kemerdekaan RI semakin memberikan motivasi kepada petani untuk terus berkarya serentak mempertegas komitmen negara untuk memerdekakan petani, peternak, dan nelayan dari kemiskinan dan keterbelakangan.
Ansy mengaku sejak awal dilantik sebagai DPR RI, dirinya sudah memberikan perhatian besar kepada daerah perbatasan. Kabupaten Belu, Malaka, TTU, dan Rote Ndao yang berada berbatasan langsung dengan Timor Leste dan Australia adalah titik terdepan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Karena merupakan teras depan Indonesia, maka empat kabupaten tersebut mesti diberikan perhatian optimal dalam pembangunan nasional, termasuk dalam bidang pertanian.
“Namanya teras terdepan, tidak boleh kumuh, tidak boleh tertinggal, harus dibangun-ditata secara baik karena merupakan wajah negeri. Rakyat di perbatasan harus merdeka dalam ekonomi, pendidikan, dan kesehatan. Maka negara harus kerja serius. Itulah mengapa sejak awal dilantik, saya selalu menyuarakan kepada mitra kerja Komisi IV agar para petani di perbatasan diberi perhatian dan diberdayakan agar sejahtera,” ujar Ansy.
Akhirnya Ansy meminta kelompok tani penerima bantuan untuk merawat alsintan yang sudah dimiliki. Mesin yang tidak dirawat akan cepat rusak. Jika alsintan sudah memperlihatkan rusak ringan, tapi tidak dilakukan perbaikan, maka rusak ringan ini akan menjadi rusak berat.
“Alsintan yang ada harus digunakan seoptimal mungkin, jangan sampai alsintan tidur-tidak terpakai dan akhirnya rusak,” tutupnya. ( Djolan)