ATAMBUA, MATAINDONESIA – Petani Tomat di Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur menyampaikan terima kasih kepada PT. Bank Pembangunan Daerah (BPD) Nusa Tenggara Timur (NTT).
Berkat Bank NTT yang hadir lewat program ekosistem pertanian tanaman holtikultura bersama Pemkab Belu dan PT. Sygenta, petani Tomat di Kabupaten Belu sukses meraih mimpinya setelah 5 tahun gagal.
Program ekosistem pertanian tanaman holtikultura dinilai berhasil membuat mereka mendapat keuntungan puluhan juta rupiah dari hasil menjual Tomat.
Hal ini disampaikan Petani Tomat di Belu yaitu Hironimus Luan Mau, dalam acara tanam perdana Tomat dalam ekosistem pertanian tanaman holtikultura, kerja sama Pemerintah Kabupaten Belu, Bank NTT dan PT Sygenta, Senin 27 Februari 2023 sekira pukul 15.00 WITA.
Acara tanam perdana Tomat ini dilaksanakan di lahan Kelompok Tani di Desa Manleten Timur, Kecamatan Tasifeto Timur, Kabupaten Belu, dan dihadiri oleh Bupati Belu dr. Taolin Agustinus, Kepala Bank NTT Cabang Atambua Adi M. Pontus bersama jajaran, Kepala Dinas pertanian Kabupayen Belu, Staf Khusus Bupati Belu, Camat, Kepala Desa dan perwakilan dari sembilan kelompok tani yang terlibat dalam ekosistem tersebut.
Bupati Belu dr. Taolin Agustinus dalam sambutannya mangatakan, kolaborasi yang telah dilaksanakan dalam ekosistem ini dilandasi oleh ketulusan dan kerja sama yang sangat baik, sehingga kebijakan pemerintah Kabupaten Belu dapat dieksekusi secara baik dan bermanfaat bagi masyarakat.
“Dengan harga saat ini per keranjang Rp540 ribu di musim hujan, dan apabila dipanen 60 hari ke depan, maka sudah jelas dengan modal Rp45 juta petani akan mendapatkan kurang lebih Rp250 Juta. Ini pekerjaan luar biasa yang menjadi motivasi bagi banyak petani di Kabupaten Belu bergabung dalam ekosistem ini,” kata Bupati Belu dr. Taolin Agustinus.
Sementara itu, pendamping dari PT. Zygenta Apsamso Kase mengatakan, petani sangat terbantu dalam kerja sama dan ekosistem ini. Dengan keterlibatan Bank NTT sangat menentukan, karena selama ini dengan pola pendampingan konvensional, petani tidak bisa bekerja dengan baik karena ketiadaan modal.
“Saat ini dengan modal yang tersedia dan pendampingan yang rutin, penggunaan obat dan benih yang tepat dan unggul dalam ekosistem ini, walau musim hujan kita tetap berproduksi dengan baik,” ungkapnya.
“Ini luar biasa. Dan total hampir Rp2 Miliar yang sudah dicairkan Bank NTT melalui Kredit Merdeka, semua lancar dan sebagian sudah dilunasi dengan lebih cepat dari jangka waktu yang ditetapkan,” sambung Apsamso Kase
Kepala Bank NTT Cabang Atambua Adi M. Pontus menambahkan, untuk penanaman kali ini, luas lahan yang digunakan adalah 10 Ha untuk 60 orang wirausahawan.
“Sehingga total yang sudah dibiayai dalam pembiayaan ekosistem pertanian tanaman holtikultura Tomat sampai saat ini di Kabupaten Belu menjadi 126 Ha,” ujar Adi M. Pontus.
Hironimus Luan Mau selaku salah satu anggota kelompok tani yang terlibat dalam ekosistem mengucapkan terima kasih untuk pemerintah Kabupaten Belu, Bank NTT dan PT Sygenta.
“5 tahun saya menanam Tomat dan Cabe selalu gagal. Tapi ketika kami bergabung dalam ekosistem ini, kami sungguh mendapatkan hasil yang luar biasa. Apalagi ditambah dengan sistim ijon yang memberatkan kami. Tapi dengan Kredit Merdeka Bank NTT, kami dapat bekerja dengan baik karena dalam ekosistem ini kuncinya adalah pendampingan. Kami sangat bersyukur,” tandasnya.