MBAY,NAGEKEO – Masyarakat dari komunitas Lambo, Ndora dan Rendu melakukan aksi mendukung pembangunan Waduk Lambo/Mbay, Rabu (19/1/2022) di Mbay, Ibu Kota Kabupaten Nagekeo.
Dalam aksi kali ini mereka menuntut pemerintah agar Proyek Strategis Nasional (PSN) yakni proyek pembangunan Waduk Mbay/Lambo segera dibangun.
Ratusan orang yang lakukan aksi tersebut berasal dari delapan rumah adat dari tiga forum besar dan sangat berpengaruh di wilayah Labolewa yakni wilayah pembangunan Waduk Lambo.
Untuk diketahui, proses pembangunan Waduk Lambo saat ini tengah memasuki tahap pengerjaan akses atau jalan masuk dan juga tahap realisasi kompensasi ganti untung kepada warga yang lahan-nya terdampak.
Dalam aksinya Forum Masyarakat Adat Lambo, Ndora dan Rendu menyampaikan pernyataan sikap dan tuntutan dalam kaitan dengan pembangunan program strategis nasional waduk Mbay/Lambo
Adapun tuntutan Forum Masyarakat Adat Lambo Ndora dan Rendu yang adalah masyarakat terdampak langsung Pembangunan Program PSN Waduk Mbay/Lambo menyatakan sikap dan 9 tuntutan.
Tuntutan forum masyarakat adat Lambo, Ndora dan Rendu tersebut yakni, pertama, Forum Masyarakat adat dari ketiga komunitas (Lambo, Ndora dan Rendu) adalah komunítas masyarakat adat yang sejak awal mendukung pemerintah dan tetap mendukung penuh Pembangunan Waduk Mbay/Lambo di Lokus yang telah ditetapkan oleh Bapak Gubernur NTT.
Kedua, Forum Masyarakat adat (Lambo, Ndora dan Rendu) menuntut pemerintah dan semua pihak terkait untut segera mempercepat proses pembayaran kompensasi kepada masyarakat terdampak sesuai dengan haknya masing masing yang terpetakan dalam peta bidang Waduk Mbay/Lambo.
Ketiga, Forum Masyarakat Lambo , Ndora dan Rendu mengecam keras dan menolak campur tangan pihak luar dalam hal ini Aliansi Masyarakat adat Nusantara ( AMAN) yang tidak berkepentingan dengan Pembangunan PSN ini di wilayah tiga komunitas masyarakat adat dimaksud.
Keempat, Forum masyarakat adat Lambo, Ndora dan Rendu hanya berkepentingan dengan pemerintah dan unsure terkait yang berkewenangan mengatur dan menata agar Labolewa, Ulupulu dan kehidupan kami masyarakat di tiga wilayah desa Rendubutowe untuk keluar dari isolasi kemiskinan dan ketertinggalan, agar hidup menjadi lebih baik dan sejahtera melalui PSN Waduk Mbay/Lambo.
Kelima, Forum Masyarakat adat Lambo, Ndora dan Rendu memberikan ultimatum tegas kepada Organisasi Aliansi Masyarakat Adat Nusantara ( AMAN) untuk segera keluar dari wilayah tiga komunitas adat dimaksud, karena kehadiran organisasi AMAN tidak dibutuhkan oleh kami masyarakat adat dan tidak bermanfaat dalam urusan PSN Waduk Maby/Lambo.
Keenam, Forum masyarakat adat Lambo, Ndora dan Rendu mengutuk keras tindakan aksi buka baju oleh sebagian kelompok mama-mama di Desa Rendubutowe, karena sangat merusak citra martabat dan harga diri kaum perampuan pada umumnya dan bertolak belakang dengan nilai- nilai budaya ketiga komunitas adat khususnya dan Nagekeo pada umumnya.
Ketujuh, Forum masyarakat adat menuntut kepada pemerintah dan pihak terkait untuk konsisten dengan dengan tahapan proses yang telah berjalan maupun yang akan dilakukan. Forum masyarakat adat Lambo, Ndora dan Rendu berjalan, serta konsisten dengan semua point point tuntutan dan peryataan sikap yang pernah disampaikan oleh ketiga komunitas adat pada saat tahapan sosialisasi pelaksanaan fisik di wilayah kecamatan masing masing.
Kedelapan, Forum masyarakat adat Lambo, Ndora dan Rendu meminta aparat keamanan (Polri) untuk mengawal dan menjaga keamanan masyarakat di wilayah tiga desa selama proses pembangunan Waduk Mbay/Lambo.
Kesembilan, Forum Masyarakat Adat Lambo, Ndora dan Rendu dengan tegas mempertanyakan dasar laporan pelapor perihal penggelapan tanah terhadap 82 orang masyarakat Labolewa, dan meminta Bapak Kapolres Nagekeo untuk memfasilitasi mempertemukan antara Forum masyarakat adat beserta 82 orang terlapor dengan pihak pelapor agar ada bentuk penyelesaian dan berkepastian hukum.
Surat dukungan dan pernyataan Forum Masyarakat Adat Lambo, Ndora, dan Rendu tersebut ditandatangani 6 orang perwakilan yakni, Thomas Djawa Sina, Lambertus Ace, Marselinus Ladho, Yakobus Lodhu, Dominikus Laga, dan Fitalis Peja.*( Sumber: Florespos. Net)