MBAY,MATAINDONESIA – Bupati Nagekeo, Johannes Don Bosco Do menepis berita soal pembangunan mega proyek waduk Lambo di Desa Labolewa, Kecamatan Aesesa, Kabupaten Nagekeo yang tak jadi dikerjakan.
Seperti yang dilansir Poskupang.com Menurut Don, proyek strategis nasiona ke tujuh yang ada di Nusa Tenggara Timur tersebut sedang dalam proses pengerjaan.
“Saat ini sedang terjadi pengukuran final untuk konstruksi bantalan dan saluran pembuangan yang kerjakan oleh kontraktor nasional Waskita Karya yang dengan sub kontraktor Bumi Indah dari NTT dan Brantas dari Surabaya,” kata Bupati Don dalam konferensi pers di Aula VIP Kantor Bupati Nagekeo Beberapa waktu yang lalu
Dijelaskannya, keputusan Kementerian PUPR menunjuk dua perusahaan nasional berplat merah yakni Waskita Karya dan Brantas untuk mengerjakan proyek tersebut bukan tanpa alasan.
Selain sudah berpengalaman, dua perusahaan nasional tersebut sudah terbukti menyelesaikan beberapa proyek strategis nasional di NTT.
Rencanannya, kata Don, waktu penyelesaian mega proyek tersebut berakhir tahun 2024 mendatang. Bahkan untuk soft launching akan dilakukan pada akhir semester satu masa berakhir jabatan Presiden Jokowi.
“Oleh karena itu, melalui kesempatan ini, sebagai Bupati saya mengatakan bahwa proyek ini sejak sekian lama masyarakat menanti. Dan pada era Jokowi ini kita mendapatkan perhatian. Nah beliau masih punya kesempatan tinggal tiga tahun saja. Nah kita berusaha tiga tahun ini suasana kondusif sehingga dua BUMN yang ditunjuk dan satu perusahaan lokal ini bisa menyelesaikan proyek ini dengan baik, dan kita masyarakat Nagekeo dapat menfaat pada waktunya,” ujarnya.
Bupati Don menambahkan, beberapa waktu lalu bertepatan dengan perayaan HUT Kabupaten Nagekeo ke 15, telah dilaksanakan launching brending Nagekeo the Heart of Flores. Pemerintah secara perlahan membenahi beberapa kebutuhan dasar masyarakat.
“Tinggal fasilitas-fasilitas pendukung, salah satunya adalah ketersediaan air baku, kepastian energi listrik, dan air untuk irigasi. Semua ini sudah kita dapatkan dari pemerintah pusat. Saya mohon kesempatan ini jangan kita abaikan,” ungkapnya.
Terkait dengan isu soal hak-hak masyatakat di lapangan yang tidak diperhatikan, Bupati Don tegaskan bahwa semuanya itu tidak benar. Sebab identifikasi lahan sudah sejak awal dilakukan secara terbuka.
“Bahwa ada pihak yang merasa tidak diuntungkan, yang menolak, ya tapi kita tetap yakinkan mereka bahwa ini tidak hanya untuk umum tapi untuk dirinya sendiri berguna pada waktunya,” jelansya.
Pemerintah, terang Don, telah menyiapkan kompensasi berupa ganti rugi maupun pendampingan terhadap pilihan profesi dari warga terdampak pembangunan waduk Lambo kedepannya. Hal itu juga yang menjadi komitmen dari pemerintah daerah.
“Ini saya ulang-ulang sampaikan. Yang masih mempersiapkan lokasi, ini sudah selesai. Saya juga sudah sampaikan berulang-ulang, bahwa Pak Jokowi hanya memberikan, ini jatah untuk Nagekeo satu waduk. Letaknya dimana itu sudah urusan teknis. Begitu pun juga Gubernur. Setelah survei oleh orang-orang yang menguasai bidangnya, Gubernur baru mengeluarkan penetapan lokasi. Setelah lokasi ditetapkan baru dilakukan tender. Dan kita sudah lakukan itu sejak Agustus tahun ini. Ini sudah jalan, identifikasi lahan, penetapan ganti rugi melalui Apraisal dan sudah disampaikan kepada kelompok kelompok masyarakat itu. Sekarang tinggal tahap pembayaran,” jelasnya.
Bupati Don menegaskan, bagi masyarakat yang masih merasa tidak puas dan ingin mencari rasa keadilan, pemerintah menyiapkan salurannya melalui lembaga pengadilan.
“Silahkan diadukan ke sana, tapi tidak menghambat pekerjaan yang sedang berjalan. Silahkan saluran itu tersedia,” tegasnya.
Pada kesempatan itu, Bupati Don berharap kepada masyarakat yang mendukung adanya proyek tersebut supaya dapat mewartakan dengan benar apa yang terjadi saat ini dan apa yang nanti akan dinikmati.
“Jangan lupa kita tetap berdoa supaya semua ujian ini kita bisa lewati dengan baik,” pungkasnya.
Berdasarkan pantauan yang dilakukan Pos Kupang, kegiatan konferensi pers tersebut dihadiri Kapolres Nagekeo, AKBP Hendrik Fai, SH, Asisten I Setda Nagekeo Imanuel Ndun, perwakilan Kodim 1625/Ngada, dan para wartawan yang bertugas di Kabupaten Nagekeo. (*)