JAKARTA, MATAINDONESIA – Anggota DPR RI Yohanis Fransiskus Lema, S.IP, M.Si terus menunjukkan komitmennya untuk melaporkan kinerjanya secara periodik setiap enam bulan sebagai wakil rakyat kepada rakyat Nusa Tenggara Timur (NTT).
Hari ini Sabtu (1/10/2022), politisi yang akrab disapa Ansy Lema itu mengunggah laporan kinerjanya selama tiga tahun di akun fanpage dan instagram resmi miliknya. Tindakan ini merupakan wujud transparansi dan akuntabilitasnya sebagai wakil rakyat.
“Sejak dilantik pada 1 Oktober 2019 saya selalu melaporkan hasil kerja kepada rakyat NTT setiap enam bulan. Ini wujud transparansi dan akuntabilitas kepada rakyat. Laporan ini adalah pertanggungjawaban keenam saya,” ujar Ansy Lema di Jakarta, Sabtu (1/10/2022).
Kinerja Tiga Tahun
Selama tiga tahun berada di Komisi IV DPR RI yang membidangi sektor pertanian, peternakan, perikanan, kelautan, kehutanan dan lingkungan hidup, politisi PDI Perjuangan ini mengaku berjuang menjalankan fungsi anggaran, pengawasan, dan legislasi. Hasilnya saat ini sudah banyak dinikmati oleh masyarakat, terutama petani, peternak dan nelayan.
“Sejak berada di DPR RI, saya sudah memperjuangkan ribuan alat mesin pertanian (alsintan) pra panen maupun pasca panen, seperti excavator, traktor roda empat, traktor roda dua, cultivator, combine harvester, alat pemipil jagung, alat penggiling padi, dan pompa air. Kehadiran alat mesin pertanian (alsintan) adalah bentuk modernisasi teknologi pertanian untuk memudahkan kerja petani untuk membuka, mengolah, dan memanen hasil,” ujarnya.
Bekerja sama dengan mitra-kerja Komisi IV, Ansy juga menghadirkan program pemberdayaan dan peningkatan kapasitas petani, peternak, dan nelayan. Dalam laporan yang diunggah di media sosialnya, Ansy bekerja sama dengan Kementerian Pertanian (Kementan), Kementerian Lingkungan Hidup dan kehutanan (KLHK) dan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memberikan bantuan Pekarangan Pangan Lestari (P2L), Unit Pengolah Pupuk Organik (UPPO), Kampung Buah, bantuan ternak, Kebun Bibit Produktif, bbit ikan dan sistem perikanan bioflok. Total bantuan pemberdayaan dan peningkatan kapasitas mencapai puluhan miliar rupiah.
“Dalam hal peningkatan kapasitas, saya mengajak para mitra untuk memberikan Bimbingan Teknis (Bimtek) kepada petani, peternak, dan nelayan di NTT. Terlibat pula dalam Bimtek para penyuluh pertanian dan perikanan,” tambahnya.
Selama tiga tahun ber-DPR, Ansy juga menjalankan fungsi legislasi dan fungsi pengawasan agar kebijakan negara berpihak kepada petani, peternak, dan nelayan, juga terhadap konservasi lingkungan hidup dan masyarakat adat. Terkait konservasi, Ansy secara tegas mengkritisi agenda privatisasi dan investasi yang merusak Taman Nasional Komodo dan meminggirkan masyarakat lokal, Bersama masyarakat adat mempertahankan status Cagar Alam Mutis, menyuarakan pentingnya keseimbangan ekologis di Sumba, dan meminta negara menindak tegas korporasi atau individu yang merusak hutan.
“Namun, pengawasan kebijakan tidak cukup. Bersama teman-teman Komisi IV, kami membentuk Panja untuk merevisi Undang Undang (UU) No 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya. UU harus memuat tegas prinsip-prinsip konservasi seperti perlindungan terhadap hutan dan ekosistem, sanksi tegas terhadap perusak hutan, keterlibatan masyarakat adat dalam pelestarian, dan penyejahteraan masyarakat di sekitar wilayah konservasi,” lanjutnya.
Terima Kasih
Ansy menjelaskan, selain sebagai wujud transparansi dan akuntabilitas, laporan tiga tahun menjadi wujud nyata terima kasih dan penghargaannya kepada rakyat. Masyarakat NTT, terutama Daerah Pemilihan (Dapil) NTT II yang meliputi Timor, Sumba, Rote dan Sabu wajib mendapatkan laporan kinerja saya di DPR. Mereka adalah pemberi mandat kekuasaan agar dirinya bekerja optimal sebagai wakil rakyat di Senayan.
“Total bantuan saya kepada rakyat NTT mencapai puluhan miliar. Terima kasih kepada rakyat NTT yang sudah memilih dan mendukung saya sebagai wakilnya di Senayan,” kata Ansy.
Akhirnya Ansy menyadari perjuangan selama tiga tahun belumlah cukup. Karena itu, ia selalu bersedia mendengarkan, menyerap aspirasi dan berdiskusi dengan rakyat. Bahkan, Ansy selalu berinisiatif menjemput-menyerap aspirasi, terbuka terhadap kritik, dan mendengar saran konstruktif dari rakyat.
“Kita tidak boleh cepat puas, masih ada dua tahun bagi saya di DPR RI untuk terus memperjuangkan aspirasi dan kebutuhan masyarakat NTT. Saya membutuhkan dukungan, kritik, serta doa dari saudara-saudara sekalian di NTT. Saya berkomitmen untuk menjadi pendengar, juru bicara, sekaligus pelayan rakyat yang baik,” tutupnya.