NAGEKEO,MATAINDONESIA -Bupati Nagekeo, Johannes Don Bosco Do mengungkapkan, pembangunan waduk Lambo sangat penting bagi ketersediaan air bagi masyarakat di Kabupaten Nagekeo. Sebab semua bentuk pembangunan yang akan dilakukan pasti membutuhkan ketersediaan air.
“Air di kali Aesesa sudah surut segitu. Jadi isu utama itu water scarcity (kelangkaan air). Jadi kita mau bangun apa saja pasti butuh air. Jokowi omong ulang-ulang, kalau mau bangun airnya mana. Jadi pembangunan waduk Lambo ini sangat urgen,” terangnya.
Bupati Don juga memberikan tanggapan terkait dengan penolakan warga Dusun Malapoma, Desa Rendubotowe, Kecamatan Aesesa Selatan, Kabupaten Nagekeo terhadap lokasi pembangunan waduk Lambo.
Menurut Bupati Don, penetapan terhadap lokasi pembangunan waduk Lambo bukan dilakukan oleh Presiden, Gubernur, atau dirinya sebagai Bupati Nagekeo, tetapi ditetapkan oleh tim ilmiah
“Lokasi bantalan itu, bukan keputusan Jokowi, Bukan Keputusan Laiskodat, apalagi Don Bosco. Itu keputusan tim imiah. Mereka bertanggung jawab,” Katanya
Bupati Don mengatakan, tim ilmiah tersebut sudah mempelajari terkait dengan struktur tanah. Mereka juga telah menghitung daya tampung air pada waduk Lambo itu, sehingga memungkinkan untuk dibangun.
“Ada orang yang jagonya. Dia bertanggung jawab. Kalau dia tentukan disitu, dan itu harus diukur, dia akan menampung kekuatan berapa juta kubik. Jadi itu bukan keputusan yang ringan,” jelasnya.
Diberitakan sebelumnya, Warga Dusun Malapoma, Desa Rendubotowe, Kecamaten Aesesa Selatan, Kabupaten Nagekeo masih menolak lokasi pembangunan waduk Lambo meskipun proses pembangunan proyek senilai Rp.1,4 triliun tersebut sudah mulai berjalan.
Warga menolak lokasi proyek tersebut karena akan mengancam warisan budaya yang ada di sekitar wilayah pembanguna waduk. Selain itu lahan milik warga yang ada di sekitar lokasi pembangunan terancam terendam air.